Sunday, June 11, 2017

Statusmu = Self Talk-mu

👄👄 Statusmu = Self Talk-mu 👄👄
By Shifu Fuad Hasan @QWVO

Bicara masalah Self Talk, tak ubahnya sebuah kemampuan alami kita untuk mengkomunikasikan apapun yang kita rasakan setelah mendapatkan sesuatu (apapun itu).

Bagaimana cara komunikasinya?
Dengan 2 cara sebagaimana yang kita tau selama ini :
A. Dengan bahasa verbal atau pakai kata².
B. Dengan bahasa non verbal (melalui ekspresi, bahasa tubuh dan intonasi).

Menurut Albert Mehrabian, seorang Guru Besar Emeritus Psikologi UCLA), yang dikenal dunia lewat publikasinya tentang pentingnya hubungan antara pesan verbal dan non-verbal menjelaskan bahwa perbandingan antara tersampaikannya pesan verbal dan non verbal adalah 7%-38%-55% di mana:

7% itu KATA² KITA
38% itu INTONASI KEYAKINAN KITA
Sisanya 55% ITULAH BAHASA TUBUH KITA.

Mari kita bedah kejanggalan Self Talk Anda Semua Selama Ini.
→ Kenapa ya Self Talk Saya Suka Gagal?

Begitu kira² pertanyaan banyak orang kalau ngobrol soal Self Talk.

Kenapa gagal?
Karena Anda semua senang sekali ribet dan ribut sendiri saat berself talk ria.

Fokus Anda hanyalah pada : "Kalau saya ga hafal kata-katanya gimana?"

Bukan pada : Posisi badan dan hati kita saat Self Talk sebenarnya harus bagaimana sih?

Padahal kunci keberhasilan Self Talk kalau berkaca pada apa yang disebut oleh Albert Mehrabian adalah justru pada :
→ Sikap hati (yang terpancar pada intonasi)
→ Sikap tubuh (idealnya bagaimana kalau mau Self Talk itu)

Bagaimana dengan kata²nya?
TERSERAH........

"Lho, Coach Fu. Bukannya Anda barusan menjelaskan afirmasi ya? Kok malah kecampur dengan Self Talk?"

Nah. Betul. Inilah yang sering kejadian di diri para pembelajar Self Talk : suka terbalik membedakan mana Self Talk mana afirmasi.

Membedakan Self Talk dengan Afirmasi saja Keblinger. Bagaimana Self Talk dan Afirmasimu benar?

Self Talk itu adalah sebentuk pola komunikasi yang berupa reaksi spontan kita saat menerima sesuatu. Apapun itu.
👉Baik berupa amanah.
👉Baik berupa bayangan akan sesuatu.
👉Baik itu pemberian orang (berupa pujian atau celaan)
👉Baik itu kejadian yang sudah diskenariokan Tuhan
👉Atau apapun

Ketika Self Talk kita adalah sekumpulan reaksi yang oke dan penuh syukur, yang karenanya intonasi (ekspresi rasa kebahagiaan dan kesyukuran) serta bahasa tubuh kita tergambar sempurna? Maka Self Talk tersebut akan menjadikan kejadian² yang kita alami akan full bahagia dan syukur adanya.

Sekalipun kata katanya NGGAK BANGET LHO YA, misal : saat kita tiba² dapat hadiah pulsa 100.000 misalnya?

Terus kita refleks teriak : "Iiissssshhhh. Kereeeeen bangeet yak. Iseng malah dapet seratus ribuan. Gokiiiil."

Meskipun kata²nya gak banget? Tapi kok intonasi, rasa dan bahasa tubuhnya full bahagia? Maka kebahagiaan itulah yang bakalan terus meliputi kita.

Sebaliknya...
Meski kita sampai berbusa bilang :
Aku bahagia. Aku luarbiasa. Aku kaya raya. Aku hebat.

"Tapi pas ngetik itu atau pas bilang itu saja kita tidak yakin dengan ucapan kita?"
Ya MUSTAHIL bangetlah kebahagiaan kejayaan keluarbiasaan bakal sama kita.

Lha gimana mau jaya, kaya, dan bahagia?
Sedangkan sikap, intonasinya, dan bahasa tubuhnya saja ga ada Happy Happy and yakin²nya kok!

Lalu bagaimana supaya Self Talk Kita Sesuai dan Seirama dengan kenyataan yang ada? Maka rumusnya adalah : GIRLS
👉G : Gumamkan Reaksimu
👉I : Ijinkan semua terjadi
👉R : Rasakan dan Gali Hikmah
👉L : Lihat kedalam diri
👉S : Sadari Konsekuensi

Misal, kalau ada sesuatu yang tidak sesuai terjadi, gumamkan saja reaksinya. Memaki? Silakan...!!

Lalu kalau memang badan mau bereaksi? Alias mau memaki² dan melepaskan emosi? ijinkan saja, (mau memaki? Ya memakilah).

Kemudian kalau sudah lega dan sadar?
Maka... Mulailah belajar merasakan semua ketidakenakan yang terjadi. Dan kalau sudah sadar, mohon ampunan. Kemudian ikuti kesadaran tsb dengan menggali hikmah atas kejadian. Mau Tuhan itu apa sih?

Kemudian? Lihat ke dalam, Muhasabah. Cari jawaban kenapa Tuhan mentakdirkan ini itu buat kita.

Terakhir...
Sadari konsekuensi Self Talk kita.
Balik lagi. Kalau kemudian banyak hal jelek kok ya masih terjadi sama Kita?
Coba saja cek. Sudah benar belum kita dalam mengelola rasa? Sudah benar belum dalam mengelola ekspresi dan bahasa tubuh kita saat sesuatu terjadi kepada kita dan orang tercinta?

Kalau semua udah OKE?
Saatnya belajar berafirmasi bahagia. Lewat apa?
💜 Lewat status kita
💜 Lewat kebiasaan kita mendoakan banyak orang
💜 Lewat sikap kita
💜 Lewat ekspresi kita
💜 Dan lewat rasa syukur kita

Belajarlah mendoakan orang lain agar menjadi keahlian spesial kita, tak usah susah², sederhana aja, cukup lafalkan :
👉 Laris berkah selalu ya.....
👉 Happy sukses selalu ya......
👉 Atau kata kata lainnya

Intinya?
Buat doa sederhana. Simple dan mengena. Yang doa itu sebenarnya adalah untuk kita. Tapi karena sering kita tebarkan pada orang lain, maka kebaikannya pun akan mereka terima hingga kemudian kebaikan tsb kembali pada Kita dengan efek yang lebih Luarbiasaaa.
__________________

So, siap mendoakan partner komunikasi kita dengan doa sederhana mulai besok? Just do it, it's easy and so simple 😊😉

No comments:

Post a Comment