Sunday, July 2, 2017

Godaan Dalam Memaafkan

*Godaan Dalam Memaafkan dan Terapi Bertanya (Deep Questioning Therapy) sebagai Terapi Penyembuhannya*

_Santapan Dhuha dari Sahabat Saya,  Arnold Meka (Manusia Serba bisa Yang Tetap Sederhana)_ : "Kebetulan masih dekat dengan momen Idul Fitri jadi pas aja Nge share nya."

Sahabat...

Coba Anda ingat, ketika anda terluka dan menjelang luka tersebut sembuh dan mulai mengering, muncul rasa gatal yang luar biasa bukan?

Bahkan semakin parah luka yang anda derita, semakin dahsyat pula gatal yang Anda terima.

Malahan Dalam beberapa kasus, rasa gatal yang muncul lebih menyiksa daripada luka yang diderita.

Apa yang terjadi ketika Anda tergoda untuk menggaruk luka yang terasa gatal itu?

Lukanya terbuka kembali, terjadi pendarahan, dan kembali parah seperti sebelumnya . Apa yang terjadi ketika Anda menahan godaan gatal tersebut?

Awalnya risih setengah mati, bahkan jadi sulit tidur karena gatal yang menyerang begitu mengganggu. Namun jika terus bersabar hingga luka yang kering itu terkelupas dengan sendirinya, apa yang terjadi? Jreeeng... lukanya sembuh!!

Seperti yang kerap Saya bahas, bahwa badan dan fikiran saling berhubungan satu sama lain. Fenomena yang terjadi pada badan juga terjadi di fikiran. Jika terjadi godaan yang begitu kuat ketika luka di badan akan sembuh (berupa rasa gatal), begitu juga luka yang terjadi di ranah fikiran (selanjutnya disebut luka batin).

Luka batin dapat sembuh dengan memaafkan. Namun ketika akan memaafkan, muncul begitu banyak godaan dalam diri yang membuat kita lebih senang memendam amarah.

Godaan itu berupa munculnya perasaan2 enggan untuk memaafkan yang terwujud dari pemikiran

_“Lhah? memaafkan? Enak aja..!!  Lha dia yang salah kok. Dia aja ga ngerasa salah dan minta maaf, ngapain memaafkan dia. "_

Uniknya, ini sama seperti luka di badan yang apabila digaruk, bisa menghasilkan pendarahan dan bertambah parah.

Dengan kita mencari – cari pembenaran untuk memendamnya (sehingga gagal dalam memaafkan), amarah yang halus tersimpan ini bertambah kuat dan semakin dalam tertanam.

*Lalu bagaimana solusinya?*

Nah.  Untuk mengatasi ini?

Anda bisa re-edukasi (mendidik ulang) fikiran anda dengan mengajukan berbagai pertanyaan – pertanyaan kritis kepada diri sediri. Setidaknya  empat point utama yang harus kita sentuh terkait pertanyaan yang wajib kita ajukan :

1. Apa ruginya jika saya tidak memaafkan?

2. Apa ruginya jika saya memaafkan?

3. Apa untungnya jika saya tidak memaafkan?

4. Apa untungnya jika saya memaafkan?

Eits..

Jangan cuman diawang/ dibayangkan lah.

Buruan ambil kertas, bolpen, dan tulis satu persatu point diatas. Siap?

Asal anda tau, dalam beberapa kasus penyakit & gangguan psikis berat?  Penyebab utamanya ternyata salah satunya adalah.. SULIT MEMAAFKAN. Nah lho?

Dan karena penyebab utama penyakit itu adalah gagal memaafkan? Maka ketika kemudian kita ikhlas belajar buat memaafkan?

Otomatis seseorang akan sangat mungkin untuk bisa langsung sembuh (atas ijin TUHAN). 

Tentunya poin belajar memaafkan ini salah satunya adalah  dengan menjawab sambil menghayati secara detail pertanyaan – pertanyaan diatas.

So, siap praktek in tips sederhana diatas?

*NB :*

Pengen tau dan belajar banyak tentang kehebatan diri dan keberlimpahan yang ternyata Sudah Allah titipkan ke dalam diri ini?  Yuk ikutan ini :

http://hypnotarotbekasi.blogspot.co.id/2017/03/quantum-wealth-vibration-online-class_5.html?m=1

#SharingSyahdu #SharingDadakan #SharingMateriSyahdu #Selingan #SebelumStartKelas #QuantumWealthVibration #QWVO #ShareIt #TellEverybodyAboutIt #BagikanYuk

No comments:

Post a Comment